Teori-teori bermain yang kini kita pakai, bersama-sama sudah muncul ada semenjak era ke-19. Teori-teori ini dimunculkan dan dikemukakan oleh para andal dari banyak sekali disiplin ilmu. Berikut beberapa teori wacana mengapa insan bermain, dan penerapan acara bermain untuk anak yang mengacu pada teori-teori tersebut, diantaranya yaitu sebagai berikut :
Teori Fungsi dari Karl Groos dan Maria Montessori. Menurut teori ini bermain dimaksudkan utuk megembangkan fungsi yang tersembunyi dalam diri seseorang yang tersembunyi dalam diri seseorang individu. Contohnya, seekor anak kucing yang bermain dengan ekor induknya, bersama-sama acara itu berfungsi untuk latihan menagkap tikus dalam rangka mempertahankan hidup.
Teori Rekreasi (Schaller dan Lazarus). Menurut teori ini, dibedakan antara bermain disatu pihak dengan bekerja dilain pihak yang membutuhkan suatu keseriusan (seriousness). Apabila seseorang telah lelah bekerja maka ia memerlukan bermain utuk menghilangkan kepenatan akhir bekerja.
Teori dari pandangan John Huizinga (1938) seorang pakar sejarah dalam salah satu karyanya hingga pada satu kesimpulan bahwa kebutuhan bermain yaitu yang membedakan insan dari hewan, Bahkan melalui permainanya itu terpantul pula kebudayaanya.
Teori dari pandangan Patty Smith Hiil (1932) memperkenalkan sebuah masa "Bekerja bermain" dimana bawah umur dengan bebasnya mengekplorasi benda-benda serta alat-alat bermain yang ada dilingkunganya, mengambil prakarsa serta melakukan ide-ide mereka sendiri.
Teori Kelebihan Energi (Herbert Spencer). Bermain dipandang sebagai epilog atau klep keselamatan pada mesein uap. Energi atau tenaga yang berlebihan pada seseorang perlu dibuang atau dilepaskan melalui bermain.
Teori dari pandangan Susan Isaacs (1933) percaya bahwa bermain mempertinggi semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia membela hak-hak anak untuk bermain dan mengajak para orang bau tanah untuk mendukungkegiatan bermain anak sebagai sumber mencar ilmu alami yang penting bagi anak.
Teori dari pandangan Dewey (1938) percaya bahwa anak mencar ilmu wacana dirinya sendiri serta dunianya melalui bermain. Melalui pengalaman-pengalaman awal bermain yang bermakna memakai benda-benda konkret, anak menyebarkan kemampuan dan pengertian dalam memecahkan masalah, sedangkan perkembangan sosialnya meningkat melalui interaksi dan teman sebaya dalam bermain.
Teori di atas merupakan pandangan dan fatwa para andal yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, masing-masing mempunyai kelemahan dan kelebihan, jikalau dilihat kesemua teori tersebut intinya sanggup saling melengkapi untuk kajian dari konsep bermain dan Permainan anak ini. Makara setiap teori sangat bermanfaat dan membantu kita untuk memahami dan memperdalam pengertian wacana bermain dan permainan anak.
Demikian ringkasan wacana Teori-teori bermain dan permainan anak, supaya bermanfaat.
Sumber: Dirangkum dari banyak sekali sumber.
Halo kak, artikelnya menarik dan menginspirasi cek website kami juga kak Tukang Filter Air Di Malang
ReplyDelete