Gerakan pertama kali ditunjukkan oleh insan adalah dikala bayi berusia pada 3 semester pertama (the first 3 semester) di dalam kandungan disebut dengan fetus reflective movement (Keogh, 1985). Setelah itu gerakan-gerakannya akan semakin sering dan terang seiring dengan usia kehamilannya. Gerakan-gerakan awal bayi ini sanggup memperlihatkan pada kita bahwa bayi yang sedang dikandung oleh seorang ibu dalam keadaan hidup dan sehat. Gerakan-gerakan aktif janin semasa di dalam kandungan akan menunjukkan perkembangan kecakapan yang lebih awal daripada janin yang kurang aktif sehabis janin itu dilahgirkan (Sontag, 1966, Keogh, 1985).
Gerakan yang pertama dikala bayi keluar dari rahim ibunya ( infant relextive movement ) yaitu menangis dan menggigil lantaran kedinginan sebagai gerakan reflek terhadap perubahan suhu lingkungan yang berubah secara ektrim . Gerakan ini juga merupakan suatu tanda bahwa bayi yang lahir dalam keadaan yang sehat dan bugar. Sejak dikala lahir hingga menjelang usia 1 bulan seorang bayi terus berkembang gerakan refleknya dalam rangka pembiasaan dengan lingkungannya (Thelen, 1979). Setelah usia 1 bulan hingga menjelang usia 3 tahun gerakan refleknya berangsur-angsur menghilang (Keogh, 1985) dan berganti dengan gerakan-gerakan bayi terkendali (baby movement control). Pada dikala usia ini seorang bayi memerlukan banyak latihan banyak sekali macam gerakan untuk berbagi gerakan motoriknya baik motorik halus (fine motor movement) maupun motorik garang (gross motor movement), sehingga secara fisik dan psikis bayi akan tumbuh dan berkembang secara optimal.Secara alamiah dan dalam perkembangannya seorang anak sehabis di lahirkan ke dunia akan melalui fase-fase perkembangan gerakan (motor development phase) seperti :
1. fase gerakan reflek ( reflective movement phase )
( 0 – 1 tahun ) : reaksi terhadap sentuhan, sinar, suara, bau, rasa.
2. fase gerakan permulaan ( rudimentary movement phase )
( 1- 2 tahun ) : menggapai, memegang, melepaskan, merayap,merangkak , duduk , bangun dan berjalan.
3. fase gerakan dasar ( mendasar movement phase )
( 2 – 6 tahun ) : lari, lompat, melempar, menangkap dan meniti balok keseimbangan.
4.fase gerakan spesialisasi ( specialized movement phase )
( 6 – 13 tahun ) : lompat tali, tembakan lay up, smas/blok, senam ( Gallahue, 1989).
Dalam rangka menciptakan suatu permainan bagi belum dewasa disamping fase-fase perkembangan motorik anak kita perlu juga menyertakan banyak sekali kategori gerakan , hal ini sangatlah penting lantaran dengan banyak sekali unsur gerakan badan itu suatu permainan akan sanggup mempengaruhi secara pribadi terhadap pertumbuhan dan perkembangan potensi anak sehingga anak tidak saja akan tumbuh fisiknya secara optimal namun juga secara psikis juga akan berkembang secara optimal. Kategori gerakan ( category of movement ) yang perlu di berikan atau sertakan dalam setiap proses pembuatan suatu permainan anak yaitu :
Kategori gerakan stabilisasi ( stability ) : putar pinggang, berputar ditempat, mendorong, menarik dll.
Kategori gerakan lokomotif ( locomotion ) : berjalan, berlari, banyak sekali macam lompat.
Kategori gerakan manipulasi ( manipulative ) : melempar, menangkap, menendang, memukul (gross motor) dan menjahit, mengguntung, mengetik, menggambar, mewarnai, banyak sekali macam seni melipat kertas ( fine motor )
Kategori gerakan kombinasi ( combination ) : banyak sekali variasi lompat tali, sepak bola, banyak sekali macam permainan olahraga.
Jika kita telah memahami perihal potensi bawaan ( fisik & psikis ), metoda OED, fase-fase gerakan serta kategori gerakan, maka biar permainan yang akan kita buat dalam rangka meningkatkan potensi bawaan anak sesuai dengan tujuannya kita perlu juga mengetahui perihal konsep dari bermain itu sendiri.
Sumber : Bahan training pendidik PAUD dirjen PTKPAUDNI 2011
referensi :
Keogh , Jack and Sugden , David, : Movement Skill Development, Macmillan Publishing Company, Inc, New York, USA, 1985.
Sontag,L.W. Implications of Infant Behavior and Enviroment for Adult Personalties, New York Academy Science, 1966.
Sontag,L.W. Implications of Infant Behavior and Enviroment for Adult Personalties, New York Academy Science, 1966.
0 Response to "Mengenal Kecerdasan Kinestetik Pada Anak"
Post a Comment