Cara Merencanakan Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini

Merencanakan Evaluasi Perkembangan Anak PAUD CARA MERENCANAKAN EVALUASI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
Agar kegiatan penilaian sanggup dilaksanakan dengan baik, tentunya dibutuhkan perencanaan evaluasi. Hal-hal yang harus dilakukan dalam merencanakan penilaian perkembangan anak usia dini, terdiri atas: (1) memilih tujuan evaluasi, (2) memilih ruang lingkup evaluasi, (3) memilih metode/teknik evaluasi, (4) mengembangkan instrumen evaluasi, (5) memilih cara mengintepretasikan hasil evaluasi, dan (6) memilih cara melaporkan hasil evaluasi.

1) Menentukan Tujuan Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini

Tujuan penilaian merupakan hal yang sangat penting, mengingat tanpa tujuan yang jelas, maka penilaian yang dilakukan tidak mempunyai arti. Untuk itu, ketika akan melaksanakan evaluasi, tentukan tujuan penilaian secara jelas. Tujuan penilaian diubahsuaikan dengan sasaran perkembangan anak pada masing-masing rentangan usia.


2) Menentukan Ruang Lingkup Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini


Sebagaimana telah dikemukakan bahwa cakupan/ruang lingkup penilaian perkembangan anak usia dini mencakup kegiatan pengembangan adaptasi dan kegiatan pengembangan kemampuan dasar. Program adaptasi mencakup moral dan nilai-nilai agama serta sosial, emosional, dan kemandirian. Sementara kegiatan pengembangan kemampuan dasar mencakup berbahasa, kognitif, fisik/motorik, dan seni. Dengan demikian, dalam memilih ruang lingkup evaluasi, harus diubahsuaikan dengan perkembangan usia anak, yakni: (1) 0 – 1 Tahun, (2) 1 – 2 Tahun, (3) 2 – 3 Tahun, (4) 3 – 5 Tahun, dan (5) 5 – 6 Tahun.


3) Menentukan Metode/Teknik Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini

Metode/teknik penilaian merupakan suatu upaya atau cara yang dilakukan untuk menemukan, mengungkapkan, dan menyajikan isu perihal perkembangan anak usia dini dengan memakai suatu alat tertentu. Metode/teknik yang dipakai dalam mengevaluasi diharapkan menghasilkan isu yang berkualitas dan relevan, sehingga mendukung proses pengambilan keputusan. Hal ini mengingat, metode/teknik yang sempurna tentunya sanggup menghindari kesalahan-kesalahan pada ketika menganalisis isu yang terkumpul.
Metode/teknik yang dipakai untuk mengevaluasi perkembangan anak usia dini harus sanggup mengukur perihal bagaimana respon dan pengalaman anak usia dini sehingga didapat isu perihal perkembangan anak usia dini yang komprehensif.
Untuk mengumpulkan data perihal perkembangan anak usia dini sanggup dilakukan banyak sekali teknik non tes, yang meliputi: pengamatan (observasi), penugasan, unjuk kerja, hasil karya, dan wawancara (percakapan).

a)Pengamatan (Observasi)

Pengamatan (observasi) merupakan suatu cara pengumpulan data yang pengisiannya berdasarkan atas pengamatan pribadi terhadap sikap dan sikap anak usia dini. Di dalam mengamati/mengobservasi perlu diperhatikan:

(1) Siapa yang diamati
Pengamatan dilakukan dengan memperhatikan rentangan usia anak usia dini.

(2) Objek/Perubahan tingkah laris apa yang diamati
Pengamatan dilakukan sesuai dengan sasaran/ruang lingkup evaluasi, yakni sesuai dengan aspek perkembangan anak usia dini.

(3) Bagaimana mengamati
Pengamatan dilakukan dengan memperhatikan tatacara yang diubahsuaikan dengan tahap perkembangan anak usia dini. Melalui tatacara yang diubahsuaikan dengan tahap perkembangan anak usia dini diharapkan hasil pengamatan merupakan data yang bantu-membantu (faktual).

(4) Alat apa yang dipakai untuk mengamati
Alat-alat yang sanggup dipakai untuk melaksanakan pengamatan yaitu format pengamatan terbuka, daftar ceklis (checklist), dan catatan anekdot (anecdotal record). Format pengamatan terbuka merupakan format yang dipakai pengamat (pendidik usia dini) dengan cara menuliskan hal-hal yang teramati secara alamiah. Daftar ceklis (checklist) dipakai untuk mengamati kejadian dengan cara menawarkan cek pada aspek-aspek yang diamati.
Catatan anekdot (anecdotal record) dipakai untuk mengamati secara teliti apa dan bagaimana suatu kejadian berlangsung. Catatan anekdot (anecdotal record) merupakan catatan seketika yang berisi kejadian atau kenyataan yang spesifik dan menarik mengenai sesuatu yang diamati atau yang terlihat secara kebetulan.

(5) Dimana pengamatan dilakukan
Pengamatan dilakukan dimana anak usia dini melaksanakan kegiatan. Hal ini dimaksudkan semoga pendidik melaksanakan penilaian perkembangan anak usia dini secara komprehensif.

(6) Kapan dan  berapa usang mengamati
Pengamatan dilakukan ketika anak usia dini melaksanakan kegiatan. Dengan demikian, pengamatan dilakukan selama anak usia dini melaksanakan kegiatan.

(7) Bagaimana mendokumentasikan hasil pengamatan
Selesai pengamatan, pendidik harus menawarkan interpretasi terhadap hasil pengamatannya. Untuk itu, pendidik harus bisa menciptakan rekapitulasi hasil pengamatan yang akan dijadikan sebagai materi dalam menawarkan keputusan perihal perkembangan anak usia dini.

(8) Bagaimana memakai isu yang diperoleh
Pengamatan dilakukan sesuai tujuan evaluasi. Untuk itu, pendidik harus bisa memakai data hasil pengamatan sebagai materi dalam melaksanakan penilaian perkembangan anak usia dini yang komprehensif.

b) Penugasan
Penugasan merupakan teknik penilaian berupa sumbangan kiprah yang harus dikerjakan anak usia dini dalam waktu tertentu baik secara perorangan maupun kelompok. Misalnya: menciptakan susu, menciptakan teh manis, dan sebagainya.

c) Unjuk Kerja
Unjuk kerja merupakan teknik penilaian yang menuntut anak usia dini untuk melaksanakan kiprah dalam bentuk perbuatan yang sanggup diamati, contohnya praktik menyanyi, olah raga, atau memperagakan sesuatu.


d) Hasil Karya
Hasil karya merupakan hasil kerja anak usia dini sesudah melaksanakan sesuatu kegiatan, sanggup berupa pekerjaan tangan atau karya seni. Misalnya: menciptakan gambar seri, menciptakan kipas, dan sebagainya

e) Wawancara (Percakapan)
Wawancara (percakapan) merupakan suatu teknik penilaian yang dilakukan untuk mendapat isu atau kebijaksanaan sehat anak usia dini mengenai sesuatu hal. Misal: perihal nama, jenis kelamin, anggota keluarga, dan sebagainya.

Data penilaian yang dikumpulkan dengan banyak sekali teknik tersebut di atas dikumpulkan dan didokumentasikan dalam bentuk portfolio. Portfolio merupakan kumpulan hasil penilaian yang dilakukan dengan banyak sekali teknik penilaian yang merekam banyak sekali unjuk kerja atau bukti nyata dari perkembangan dan hasil berguru anak usia dini. Kumpulan hasil penilaian ini dihasilkan dari banyak sekali kegiatan sebagai dokumentasi perihal perkembangan anak usia dini dari waktu ke waktu. Dengan demikian, portfolio merupakan penilaian berdasarkan kumpulan unjuk kerja anak usia dini yang menggambarkan sejauh mana kemampuan anak usia dini berkembang. Portfolio sanggup membantu untuk melihat apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dikerjakan anak usia dini, serta perubahan dalam periode waktu tertentu.  

Beberapa alasan digunakannya portfolio adalah:
(1) membantu pendidik PAUD untuk merangkai banyak sekali bukti nyata dari perkembangan dan  
      hasil berguru dalam banyak sekali bentuk karya
(2) mendorong anak usia dini mengambil manfaat dari hasil berguru yang dicapainya
(3) membantu pendidik PAUD memahami profil perkembangan anak usia dini secara lebih 
      lengkap
(4) menawarkan citra perkembangan anak usia dini dari waktu ke waktu
(5) merupakan sarana penilaian perkembangan anak usia dini secara interaktif.


4) Mengembangkan Alat (Instrumen) Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini

Alat (instrumen) penilaian perkembangan anak usia dini merupakan perangkat yang dipakai untuk menjaring data perihal perkembangan anak usia dini. Alat (instrumen) memegang peranan penting dalam pelaksanaan evaluasi. Ini berarti bahwa kualitas penilaian sangat ditentukan oleh alat (instrumen) yang digunakan. Hal ini disebabkan dengan perangkat yang baik (valid dan reliabel) akan menjaring data yang benar-benar sesuai dengan tujuan evaluasi.
Mengingat alat (instrumen) memegang peranan penting dalam memilih kualitas evaluasi, maka penyusunan dan penganalisisan alat (instrumen) merupakan hal yang harus dikuasai pendidik anak usia dini. 

Pengembangan alat (instrumen) penilaian diubahsuaikan dengan teknik penilaian yang digunakan. Artinya, alat (instrumen) penilaian yang dikembangkan sanggup berupa format terbuka atau format yang memerlukan kriteria penilaian (skala nilai).  Evaluasi dengan memakai format terbuka, dilakukan tanpa memakai kriteria penilaian, melainkan dengan menganalisis objek yang dievaluasi dengan memakai penilaian kualitatif (berbentuk kalimat yang memperlihatkan pencapaian tujuan penilaian atau kenyataan yang sebenarnya/faktual). Sementara penilaian dengan memakai format yang memerlukan kriteria penilaian (skala nilai) dilakukan dengan menawarkan penilaian berdasarkan skala yang dicapai anak usia dini.
Penentuan skala penilaian diubahsuaikan dengan aspek yang akan diukur. Misalnya jarang (J), adakala (K), dan Sering (S). Skala jarang berarti hanya sekali-kali muncul, adakala berarti lebih sering muncul daripada tidak, dan sering berarti selalu muncul (sudah ajeg). Skala lain misalnya, M (mampu, tanpa dibantu), B (Masih dibantu), dan BM (belum mampu/harus dibantu).

Berikut contoh-contoh alat (instrumen) yang sanggup dipakai dalam mengevaluasi perkembangan anak usia dini (Lihat disini !!)
 

5)  Menentukan Cara Menterjemahkan Hasil Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini  
     Berdasarkan Kenyataan (Faktual)

Dalam menawarkan keterangan hasil penilaian didasarkan pada kriteria yang dirumuskan secara terperinci dan sanggup dipertanggungjawabkan sehingga hasil penilaian merupakan data faktual. Untuk itu, pendidik PAUD harus menterjemahkan seluruh data perihal perkembangan anak usia dini yang diperoleh berdasarkan banyak sekali teknik baik pengamatan, penugasan, unjuk kerja, hasil karya, maupun wawancara. Dengan demikian, pendidik PAUD melaporkan data per aspek perkembangan anak yang diperoleh dengan banyak sekali teknik penilaian tersebut.

6) Menentukan Cara Melaporkan Hasil Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini
Hal terakhir yang harus diperhatikan dalam merencanakan penilaian perkembangan anak usia dini yaitu memilih cara melaporkan hasil penilaian perkembangan anak usia dini. Pada langkah ini, pendidik PAUD harus bisa memilih cara melaporkan hasil penilaian perkembangan sehingga laporan penilaian perkembangan merupakan profil anak usia dini yang dievaluasi.
Hal-hal yang harus dipersiapkan yaitu menentukan: (1) format yang sesuai sehingga bisa melaporkan hasil penilaian perkembangan anak usia dini secara komprehensif; (2) waktu pelaporan hasil evaluasi; dan (3) sasaran hasil evaluasi.

b. Melaksanakan Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini
Evaluasi harus dilaksanakan secara kontinu, berkelanjutan, serta diarahkan untuk proses dan hasil. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan penilaian perkembangan anak usia dini adalah; (1) pengumpulan data, (2) verifikasi data, (3) pengolahan data, dan (4) penafsiran data hasil evaluasi.

1) Pengumpulan Data
    Ketika mengumpulkan data atau informasi, perlu memperhatikan kriteria-kriteria berikut: (a) kredibilitas, (b) kepraktisan, (c) ketepatan waktu, (d) keakuratan, (e) fasilitas dalam menganalisis, (f) keobjektifan, (g) ruang lingkup, (h) kejelasan, (i) memadai, (j) kegunaan, (k) keseimbangan, dan (l) keefektifan biaya.
    Adapun kriteria yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data adalah: (a) bebas dari bias, (b) efisiensi, (c) karakteristik, dan (d) kesesuaian dengan tujuan.


a) Pengumpulan Data melalui Pengamatan
    Sebagaimana telah dikemukakan bahwa pengamatan sanggup dilakukan dengan memakai format terbuka, daftar ceklis, dan catatan anekdot.

(1) Pengamatan dengan Menggunakan Format Terbuka
    Pengamatan yang dilaksanakan dengan memakai format terbuka dilakukan dengan menuliskan seluruh kejadian yang diamati secara alamiah. Hal ini mengharuskan pengamatan dilakukan secara objektif sehingga kejadian yang diamati merupakan data yang faktual. Dengan demikian, catatan pengamatan tidak berupa penafsiran, asumsi, atau dugaan terhadap hal-hal yang diamati melainkan merupakan fakta berdasarkan apa yang dilihat dan didengar, bukan apa yang dirasakan pengamat.
    Penulisan format pengamatan terbuka sanggup dilakukan dengan: (1) pertanda kegiatan yang dilakukan anak usia dini, (2) menuliskan penggunaan kata, (3) menjelaskan gerak tubuh, (4) menjelaskan ekspresi wajah, atau (4) menjelaskan karya yang dibentuk anak usia dini.
    Adapun yang termasuk penafsiran, asumsi, dan dugaan sanggup berupa: (1) sumbangan label (seperti anak usia dini pemalu, periang, kreatif, dan sebagainya), (2) maksud (seperti anak usia dini mendekati temannya dengan maksud untuk menyebarkan alat), (3) hasil penilaian (seperti anak usia dini bekerja kurang rapi, hasil kerjanya bagus, dan sebagainya), (4) pernyataan negatif (seperti anak usia dini itu malas, penakut, dan sebagainya).

(2) Pengamatan dengan Menggunakan Daftar Ceklis (Cheklist)
Pada pengamatan dengan memakai daftar ceklis, penilai menawarkan tanda pada pilihan yang tersedia untuk masing-masing aspek yang diamati. Misal: jarang (J), adakala (K), dan sering (S) atau mampu/tanpa dibantu (M), masih dibantu (B), dan belum mampu/harus dibantu (BM) atau skala lainnya sesuai dengan aspek yang diamati.

(3) Pengamatan dengan Menggunakan Catatan Anekdot (Anecdotal Record)
Pada pengamatan dengan memakai catatan anekdot, pengamat mencatat kejadian-kejadian khusus yang dilakukan atau dialami anak usia dini. Untuk itu, penulisan catatan anekdot dibentuk secepatnya sesudah pengamatan. Pengamat mencatat secara teliti apa dan bagaimana kejadiannya, bukan bagaimana berdasarkan penafsiran pengamat. Artinya data yang dikumpulkan merupakan data khusus yang terjadi pada anak yang diamati.

Sumber: Dari banyak sekali sumber !!



Sumber https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/

0 Response to "Cara Merencanakan Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini"

Post a Comment

wdcfawqafwef