Pendidikan Terpadu Untuk Anak Usia Dini Berdasarkan Islam

 ternyata dengan kasih sayang Allah dibimbing dan didekatkan kepada PENDIDIKAN TERPADU UNTUK ANAK USIA DINI MENURUT ISLAM
Manusia yaitu mahluk (ciptaan Allah) yang paling tepat dan paling mulya (QS. 94:4 ), padahal sebelumnya   dicipta dari materi yang sangat hina, ternyata dengan kasih sayang Allah dibimbing dan didekatkan kepada-Nya selaku mahluk termulya di antara mahluk ciptaanya (QS.17:70 ).  Tugas insan di dunia yaitu sebagai wakil Allah ( khalifah ) untuk mengelola dunia, biar insan sejahtera di dunia dan di akhirat. (QS.2:30,201). Untuk memperoleh kebahagian di dunia dan di alam abadi tersebut insan dilengkapi dengan agama sebagai “buku petunjuk”, berupa wahyu Ilahi  berupa Al Alquran dan klarifikasi dari “utusan Allah” berupa Hadits. Untuk menangkap petunjuk Ilahi tersebut insan diciptakan dengan seperangkat “potensi suci” (fitrah Allah).

Potensi suci merupakan talenta yang dipunyai anak insan yang harus dipelihara dibina, dibimbing , dididik biar berkembang dengan optimal, tepat yang kemudian menjadi modal utama dalam menghadapi kurun teknologi. Sudah menjadi keharusan bagi pendidik atau yang berkecimpung dalam dunia pendidikan berkewajiban menumbuh kembangkan bakat-potensi belum dewasa kita  sesuai dengan cita-cita Sang Pencipta menyerupai yang tercantum dalam kitab suci Al Quran. Yang menjadi pertanyaan ialah apakah para pendidik kita sudah mengetahui dengan tepat  dan niscaya ihwal sesuatu yang hendak dipelihara dan diarahkan pada anak didik?

Tujuan pendidikan  sebenarnya  bagaimana membawa anakdidik mencapai kesempurnaan hidup. Kesempurnaan hidup tidak sanggup dicapai hanya  melalui pengembangan intelektual saja, sementara jiwanya gersang,  ahlaknya tidak terbina, muncul rasa  cemas, tidak puas, kadang kala menatap masa depan tidak jelas/gelap. Mengahadapi kurun kemajuan teknologi informatika, bagaimana pendidikan sanggup memelihara, membimbing, membina dan menjaga bakat-potensi yang ada pada anak didik secara optimal.

Pendidikan terpadu yaitu pendidikan pengembangan bakat-potensi berdasarkan fitrah Allah, yang telah membuat manusia. Pengembangan potensi tersebut tumbuh secara beriringan, tanpa ada yang tertinggal, dijaga dibina sehingga meraih kesempurnaan. Bakat-potensi tersebut berupa ruh, rasa, hati, nalar dan nafsu. Hal ini menyerupai tercantumkan  dalam Al Alquran 30:30, yaitu: “ Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah membuat insan berdasarkan fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan insan tidak mengetahui.”

Berdasarkan ayat tersebut bahwa  terdapat korelasi yang linier antara fitrah   ( potensi suci ) manusia, dengan agama ciptaan Allah (Islam), jikalau insan ingin berada pada jalan yang lurus
Ruh merupakan unsur potensi ketenagaan zat hidup yang menghidupkan, mempunyai sifat arah pengembangan talenta kekuatan. Yang dimaksud unsur sifat kekuatan yaitu kekuatan iman yang berfungsi untuk mengkokohkan hati. Tanpa ada kekuatan iman sebagai pengokoh hati, niscaya setiap ketika hati mengalami goncangan terutama dalam menghadapi gejolak yang disebabkan lajunya pertumbuhan kehidupan.

Iman sendiri pada mulanya bersifat benih. Sejak awal insan dicipta, benih iman itu telah Allah pasangkan  dalam wadah titik kecintaan –Nya, tetapi jikalau tidak menerima siraman murni dari ruh niscaya pertumbuhannya mengalami kelayuan yang berarti kelemahan. Kaprikornus kelemahan sebagai sifat dasar insan akan berkembang menjadi kelemahan jikalau iman mengalami kelayuan, begitu pula sebaliknya, jikalau iman mengalami kelayuan, maka akan muncul kelemahan dalam manusia. Cara menyiram ruh yang tersimpan dalam wadah kecintaan-Nya yaitu dengan adanya rutinitas ruh menjumpai Allah . semakin sering ruh berjumpa dengan Allah, semakin subur iman itu tumbuh.

Rasa merupakan unsur yang paling peka terhadap keindahan sifat-sifat Allah. Memiliki arah pengembangan talenta menjadikan menusia senantiasa tampil dalam keindahan dalam segala tindak perbuatan. Manusia yang yang tidak mempunyai rasa (mati rasa), selamanya tidak akan  sanggup menikmati suatu keindahan. Meskipun ia beranggapan dan mengakui sanggup menikmati keindahan dengan rasa, tetapi yang mendorong munculnya keindahan yaitu rasa nafsu, yang bersifat sementara dan selalu berubah ubah. Dan satu hal, perbedaan prinsip rasa indah yang dimunculkan lantaran nafsu yaitu rasa ketidak-puasan, tetapi rasa indah yang muncul dalam hati selaku menyebabkan rasa tentram baik buat dirinya sendiri maupun orang lain.

Sifat keindahan rasa yang dimunculkan dari dalam hati diserap pribadi oleh hati dari sifat keindahan Allah kemudian disambut oleh unsur ketenagaan rasa, maka muncullah rasa keindahan Ilaahiyah yang bersifat berkelanjutan tanpa sedikitpun menyebabkan gejolak. Dari  keindahan rasa yang bersifat Ilaahiyah, muncul rasa kelembutan kemudian mencuat rasa kasih dan sayang. Dengan demikian, kelembutan dan kasih sayang seseorang tidak akan pernah muncul jikalau sifat keindahan tidak sanggup ditumbuh-kembangkan melalui unsur ketenagaan hati dan rasa. Dengan unsur sifat keindahan yang berbuah kelembutan dan kasih sayang, insan sanggup memanfaatkan bumi dan isinya tanpa menyebabkan kerusakan-kerusakan terhadap alam sekitarnya. Sifat indah yang dimaksud bukan sifat indah berdasarkan ukuran manusia, melaikan sifat indah yang diperoleh dari perembesan sifat-sifat Allah.

Hati merupakan sentra acara manusia, fungsi utamanya mendengar dan membaca seluruh instruksi gerak getar yang bersifat pemberitaan, baik yang bekerjasama pribadi dengan alam maupun yang bekerjasama pribadi dengan Allah. Sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran, bahwa Allah menurunkan petunjuk-Nya ke dalam hati manusia. Inilah yang dimaksud hati sebagai wadah sentra pemberitaan. Sedangkan pembawa beritanya yaitu Ruh, lantaran Ruh inilah yang senantiasa bekerjasama pribadi dengan Allah, kemudian dikirim ke hati, untuk selanjutnya dikembangkan oleh nalar dan dilaksanakan oleh nafsu. Sedangkan arah pengembangan hati yaitu menjadikan insan yang bersifat intelektual yang spiritual atau insan yang bersifat spiritual yang intelektual.

Akal merupakan unsur yang mempunyai arah pengembangan bersifat untuk menjadikan manusia  tampil membawa sifat kemuliaan. Sebagaimana yang telah diketahui hati yang terjaga kehidupannya akan menjadi sentra acara yang bersifat hakiki lantaran dari hati itulah memancarkan aneka macam macam keilmuan baik yang bersifat spiritual maupun intelektual. Untuk pengembangan intelektual. Akallah yang mengambil peranan pengembangannya sehingga nalar dan hati yang sanggup bekerjasama dengan baik akan menghasilkan menusia yang intelektual berkeilmuan murni terpadu bersifat Qurani. Dengan mencuatnya keilmuan murni terpadu bersifat Qurani, muncullah sifat kemuliaan dalam diri manusia, sehingga insan sanggup menjaga, mengelola,dan memanfaatkan bumi dan isinya. Dengan demikian seseorang  gres sanggup dikatakan mempunyai sifat kemuliaan, jikalau dalam dirinya mencuat keilmuan murni yang bersifat Qurani, dan keilmuan murni ini sanggup mencuat jikalau hati dan nalar sanggup bekerjasama dengan baik. Dengan kata lain fungsi nalar yaitu untuk menyusun dengan rapi dan indah apa-apa yang telah didengar dan dibaca oleh hati.

Nafsu merupakan unsur yang cenderung membawa insan pada sifat kehinaan dan kelemahan. Tetapi jikalau unsur ketenagaan nafsu dalam pertumbuhan mengikuti 4 unsur ketenagaan lainnya, yaitu ruh, hati, rasa, dan nalar maka sifat kehinaan dan kelemahan yang dibawa oleh nafsu berkembang menjadi sifat keterpujian. Kehinaan dan kelemahan sanggup hilang dari diri insan jikalau kekuatan iman tumbuh dengan subur. Tugas pokok insan terhadap dirinya sendiri biar membawa dan mengarahkan nafsu kokoh dengan keterpujian, sedangkan fungsi nafsu hanya sekedar pelaksana dengan lurus terhadap apa–apa yang telah dirumuskan oleh nalar berupa rumusan keintelektualan spiritual dan spiritual yang intelektual.

Sumber : Disarikan dari Makalah: Dr. H. Karyono Ibnu Ahmad, Pendidikan Terpadu bersifat Qurani, Materi seminar Guru Taman Kanak-kanak dan Pendidik PAUD Propinsi kalsel di Hotel Blue Atlantik Banjarmasin tahun 2010

Sumber https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/

0 Response to "Pendidikan Terpadu Untuk Anak Usia Dini Berdasarkan Islam"

Post a Comment

wdcfawqafwef