Cara membuat kondisi dan lingkungan daerah Anak Usia Dini harus merupakan lingkungan yang aktif, yaitu lingkungan yang kaya dengan bahasa. Orang remaja bisa meletakan banyak kata di lingkungan bermain anak. Di mana-mana anak sanggup melihat goresan pena sehingga menolong anak dalam mempelajari keaksaraan. Misalnya : kalau ada meja, sanggup diberi goresan pena " m e j a", dll. Pendidik yang aktif dan kreatif akan membawa lingkungan di luar anak yang kaya dengan bahasa ke dalam pikiran anak dan juga mengeluarkan segala sesuatu yang ada di dalam pikiran anak dan juga mengeluarkan segala sesuatu yang ada di dalam pikiran anak ke luar melalui bahasa yang diucapkan anak. Dengan demikian pengetahuan anak akan terus bertambah.
Selain beberapa hal penting di atas, berikut ini ialah beberapa faktor yang sanggup menghipnotis perkembangan bahasa dan mendorong percepatan dalam pemerolehan bahasa anak yaitu :
1. Anak berada di dalam lingkungan yang faktual dan bebas dari tekanan. Anak selalu dibiasakan untuk ikut dalam pembicaraan. Bila ada benda yang dibicarakan orang renta sanggup menunjuk dan menyebutkan nama benda itu. (Sebagai mana disebutkan di atas, bahwa lingkungan yang kaya bahasa akan menstimulasi perkembangan bahasa anak. Stimulasi tersebut akan optimal kalau anak tidak merasa tertekan. Anak yang tertekan sanggup menghambat kemampuan berbicaranya. Dapat ditemukan anak gagap yang disebabkan lantaran tekanan dari lingkungannya.
2. Pandang mata anak ketika berbicara. Kontak tersebut mendorong anak aktif berbicara, Menunjukan perilaku dan minat yang nrimo pada anak. Anak usia dini emosinya masih kuat, lantaran itu pendidik harus menandakan minat dan perhatian tinggi kepada anak. Orang remaja perlu merespon anak dengan tulus.
3. Menyampaikan pesan verbal diikuti dengna pesan non verbal. Dalam bercakap-cakap dengan anak, orang remaja perlu menandakan ekspresi yang sesuai dengan ucapannya. Perlu diikuti gerakan, mimik muka, dan intonasi yang sesuai. Misalnya: Orang remaja berkata, " saya senang" maka perlu dikatakan dengan ekspresi muka senang, sehingga anak mengetahui menyerupai apa kata bahagia itu sesungguhnya.
4. Melibatkan anak dalam komunikasi
Orang remaja perlu melibatkan anak untuk ikut membangun komunikasi. Kita menghargai ide-idenya dan menunjukkan respon yang baik terhadap bahasa anak.
5. Gunakan ejaan yang benar. Hindari ejaan yang dibuat-buat, menyerupai cayang, antik ya (sayang, cantiknya).
6. Bicara apa yang benar-benar dilakukan dan dialami anak. misalnya'ayo kita makan ya'. Wah adik kepanasan, mari mama bedaki badannya'
7. Beri respon yang lebih banyak atas pertanyaan anak. Misalnya, ketika anak bertanya 'dari mana ma'. Jawab dengan 'mama dari toko di sebelah, ini geli gula untuk teh manis ayah'.
8. Gunakan tata bahasa yang benar dalam berbicara. Hal ini penting lantaran anak peniru yang unggul.Ia akan terbiasa dengan percakapan sehari-hari misalnya, 'ibu akan memandikan kamu/adik'.
9. Betulkan kesalahan bahasa anak dengan lembut, baik dalam pengucapan maupun susunan. Misalnya, Mama, mam adik nasi. Dengan lembut orang renta menyampaikan 'adik mau makan nasi ya'. Hindari mentertawakan ucapan dan dialek anak. Anak akan aib atau justru mengulang-ulang kesalahan itu.
10. Hindari memaksa anak untuk menghafal kata. Sebenarnya anak suka mengulang-ulang kata yang dikenal. Orang renta sanggup mendukung acara ini. Tetapi, bila anak enggan orang renta tidak perlu mendorong lagi.
Demikian cara membuat lingkungan yang sanggup mendukung perkembangan bahasa Anak Usia Dini, Semoga bermanfaat, terimakasih.
Sumber :
Dirangkum dan diadaftasi dari Modul Seri Bahan Ajar Diklat Berjenjang Tingkat Dasar Buku 9 "Komunikasi dalam Pengasuhan anak' Dirjen PAUDNI. 2013
Sumber https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/
Selain beberapa hal penting di atas, berikut ini ialah beberapa faktor yang sanggup menghipnotis perkembangan bahasa dan mendorong percepatan dalam pemerolehan bahasa anak yaitu :
1. Anak berada di dalam lingkungan yang faktual dan bebas dari tekanan. Anak selalu dibiasakan untuk ikut dalam pembicaraan. Bila ada benda yang dibicarakan orang renta sanggup menunjuk dan menyebutkan nama benda itu. (Sebagai mana disebutkan di atas, bahwa lingkungan yang kaya bahasa akan menstimulasi perkembangan bahasa anak. Stimulasi tersebut akan optimal kalau anak tidak merasa tertekan. Anak yang tertekan sanggup menghambat kemampuan berbicaranya. Dapat ditemukan anak gagap yang disebabkan lantaran tekanan dari lingkungannya.
2. Pandang mata anak ketika berbicara. Kontak tersebut mendorong anak aktif berbicara, Menunjukan perilaku dan minat yang nrimo pada anak. Anak usia dini emosinya masih kuat, lantaran itu pendidik harus menandakan minat dan perhatian tinggi kepada anak. Orang remaja perlu merespon anak dengan tulus.
3. Menyampaikan pesan verbal diikuti dengna pesan non verbal. Dalam bercakap-cakap dengan anak, orang remaja perlu menandakan ekspresi yang sesuai dengan ucapannya. Perlu diikuti gerakan, mimik muka, dan intonasi yang sesuai. Misalnya: Orang remaja berkata, " saya senang" maka perlu dikatakan dengan ekspresi muka senang, sehingga anak mengetahui menyerupai apa kata bahagia itu sesungguhnya.
4. Melibatkan anak dalam komunikasi
Orang remaja perlu melibatkan anak untuk ikut membangun komunikasi. Kita menghargai ide-idenya dan menunjukkan respon yang baik terhadap bahasa anak.
5. Gunakan ejaan yang benar. Hindari ejaan yang dibuat-buat, menyerupai cayang, antik ya (sayang, cantiknya).
6. Bicara apa yang benar-benar dilakukan dan dialami anak. misalnya'ayo kita makan ya'. Wah adik kepanasan, mari mama bedaki badannya'
7. Beri respon yang lebih banyak atas pertanyaan anak. Misalnya, ketika anak bertanya 'dari mana ma'. Jawab dengan 'mama dari toko di sebelah, ini geli gula untuk teh manis ayah'.
8. Gunakan tata bahasa yang benar dalam berbicara. Hal ini penting lantaran anak peniru yang unggul.Ia akan terbiasa dengan percakapan sehari-hari misalnya, 'ibu akan memandikan kamu/adik'.
9. Betulkan kesalahan bahasa anak dengan lembut, baik dalam pengucapan maupun susunan. Misalnya, Mama, mam adik nasi. Dengan lembut orang renta menyampaikan 'adik mau makan nasi ya'. Hindari mentertawakan ucapan dan dialek anak. Anak akan aib atau justru mengulang-ulang kesalahan itu.
10. Hindari memaksa anak untuk menghafal kata. Sebenarnya anak suka mengulang-ulang kata yang dikenal. Orang renta sanggup mendukung acara ini. Tetapi, bila anak enggan orang renta tidak perlu mendorong lagi.
Demikian cara membuat lingkungan yang sanggup mendukung perkembangan bahasa Anak Usia Dini, Semoga bermanfaat, terimakasih.
Sumber :
Dirangkum dan diadaftasi dari Modul Seri Bahan Ajar Diklat Berjenjang Tingkat Dasar Buku 9 "Komunikasi dalam Pengasuhan anak' Dirjen PAUDNI. 2013
0 Response to "Cara Membuat Lingkungan Yang Mendukung Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini"
Post a Comment