Inilah Landasan Filosofis Paud Lengkap Bab 5

Landasan Filosofis Pendidikan Anak Usia dini (PAUD) sanggup dilihat dalam pandangan beberapa jago berikut ini :

1. Pandangan Pestalozzi (1746 - 1827)
2. Pandangan Maria Montessori (1870 - 1952)
3. Pandangan Froebel (1782 - 1852)
4. Pandangan J.J Rousseau (1712 - 1778)
5. Pandangan Jean Piaget (1896 - 1980) dan Lev S Vigotsky (1896 - 1934)
6. Pandangan Ki Hadjar Dewantara (1889 - 1959)


Baca selengkapnya di sini !!


LANDASAN FILOSOFIS PAUD 

5. Pandangan Jean Piaget dan Lev Vigotsky


Pandangan konstruktivis dimotori oleh dua orang jago psikologi yaitu Jean Piaget dan Lev Vigotsky. Pada dasarnya paham konstruktivis ini mempunyai perkiraan bahwa anak yaitu pembangun pengetahuan yang aktif. Anak mengkonstruksi/membangun pengetahuannya menurut pengalamannya.

Pengetahuan tersebut diperoleh anak dengan cara membangunnya secara aktif melalui interaksi yang dilakukannya dengan lingkungan.

Menurut paham ini anak bukanlah individu yang bersifat pasif, yang hanya mendapatkan pengetahuannya dari orang lain. Anak yaitu makhluk mencar ilmu yang aktif yang sanggup mengkreasi/mencipta dan membangun pengetahuannya sendiri.

Para jago konstruktif meyakini bahwa pembelajaran terjadi ketika anak memahami dunia di sekeliling kita mereka. Pembelajaran menjadi proses interaktif yang melibatkan sobat sebaya anak, orang sampaumur dan lingkungan. Anak membangun pemahaman mereka sendiri terhadap dunia. Mereka memahami apa yang terjadi di sekeliling mereka dengan mensintesa pengalaman-pengalaman gres dengan apa yang telah mereka pahami sebelumnya.

Contoh berikut ini akan membantu Anda untuk memahami pandangan ini. SEorang anak Taman Kanak-kanak yang keluarganya mempunyai seekor anjing berjalan-jalan dengan mengendarai kendaraan beroda empat bersama keluarganya. Mereka melintasi seekor sapi di suatu lapangan. Anak itu menunjuk dan menyampaikan "anjing". Orang tuanya memberitahukan anak tersebut bahwa hewan tersebut bukanlah seekor anjing melainkan sapi dan bahwa sapi berbeda dengan anjing. Informasi yang gres tersebut akan dicerna dengan apa yang telah diketahui dan pembiasaan mental akan terbentuk.

Meskipun anak harus membangun sendiri pemahaman pengetahuan, dan pembelajaran mereka, tugas orang sampaumur sebagai fasilitator dan perantara sangatlah penting.

Berdasarkan perkiraan tadi nampak bahwa pendekatan ini menekankan pada pentingnya keterlibatan anak dalam proses pembelajaran. Untuk itu maka guru harus bisa membuat lingkungan mencar ilmu yang menyenangkan, akrab, dan hangat melalui kegiatan bermain maupun berinteraksi dengan lingkungan sehingga sanggup merangsang partisipasi aktif dari anak.

Paget dan Vigotsky sama-sama menekankan pada pentingnya acara bermain sebagai sarana untuk pendidikan anak, terutama yang berkaitan dengan pengembangan kapasitas berfikir. Lebih jauh mereka beropini bahwa acara bermain juga sanggup menjadi akar bagi perkembangan sikap moral. Hal itu terjadi ketika dihadapkan pada suatu situasi yang menuntut mereka untuk berempati serta memenuhi hukum dan kiprahnya dalam kehidupan masyarakat.

Interaksi yang dilakukan anak dengan lingkungan sekitarnya, baik itu orang sampaumur maupun bawah umur yang lainnya sanggup memperlihatkan bekal yang cukup berharga bagi anak, alasannya yaitu sanggup membantu menyebarkan kemampuan berbahasa, berkomunikasi serta bersosialisasi, dan yang tidak kalah pentinya yaitu melalui interaksi tersebut anak akan mencar ilmu memahami perasaan orang, menghargai pendapat mereka, sehingga secara tidak eksklusif anak juga berlatih mengekspresikan/menunjuk emosinya.

LANDASAN FILOSOFIS PAUD LENGKAP BAGIAN 6  >>

Bag 6

Sumber: Buku Seri Bahan Ajar Diklat Berjenjang Tingkat Dasar Dirjen PAUD Nonformal dan Informal, Direktorat Pembinaan PTK PAUD Nonformal dan Informal, Depdikbud. 2013 

 

Sumber https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/

0 Response to "Inilah Landasan Filosofis Paud Lengkap Bab 5"

Post a Comment

wdcfawqafwef