Mendongeng atau bercerita untuk belum dewasa sanggup dilakukan dengan memakai alat peraga. Ada beberapa teknik alat peraga yang sanggup dipakai antara lain :
Peraga Gambar
Alat peraga gambar bisa terdiri dari ; gambar seri, gambar lepas, gambar planel dll. Cara memakai Peraga Gambar yaitu :
Read a Story Read Aloud Story (Buku Cerita)
Cara memakai Peraga Read a Story Read Aloud Story adalah;
Boneka
Papan Planel
Indikator Keberhasilan dalam Bercerita
Sumber https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/
Peraga Gambar
Alat peraga gambar bisa terdiri dari ; gambar seri, gambar lepas, gambar planel dll. Cara memakai Peraga Gambar yaitu :
- Pilihlah gambar yang cantik sesuai isi kisah berukuran agak besar, dicetak dalam kertas relatif tebal, mempunyai tata warna yang indah dannmenarik,
- Urutkan gambar terlebih dahulu, kuasai dengan baik detail kisah yang dikandungi oleh gambar dalam setiap lembarnya
- Perlihatkan gambar pada anak secara merata sambil terus bercerita, gambar harus selalu menghadap anak.
- Sinkronkan kisah dengan gambar, hati-hati jangan salah mengambil gambar
- Gambar dalam posisi kiri atau di dada, dan tidak menutup wajah guru
- Jika perlu gunakan telunjuk untuk memperlihatkan objek tertentu dalam gambar demi kejelasan mirip menunjuk gambar binatang, pohon, atau benda lain.
- Sambil bercerita, perhatikanlah reaksi anak, amati apakah mereka memperhatikan gambar atau tidak.
Bercerita dengan Peraga Gambar |
Read a Story Read Aloud Story (Buku Cerita)
Cara memakai Peraga Read a Story Read Aloud Story adalah;
- Bacalah terlebih dahulu sebelum dibacakan didepan belum dewasa pastikan daerah duduk didepan semoga sanggup dilihat dari aneka macam arah
- Sampaikan tata tertib selama mendengar cerita jangan terpaku pada buku perhatikan juga reaksi anak-anak pada ketika membacakan buku
- Sebutkan identitas buku, mirip judul dan pengarang supaya belum dewasa mencar ilmu menghargai karya orang lain
- Pegang buku disamping kiri bahu, bersikap tegak lurus ke depan
- Bacalah dengan lambat dengan kualitas tutur yang lebih dramatis daripada penuturan biasanya
- Saat ajun menunjuk gambar, arah pehatian diubahsuaikan dengan urutan cerita
- Tetaplah bercerita pada ketika tangan membuka halaman berikutnya
- Pada bagian-bagian tertentu, berhentilah sejenak untuk memperlihatkan komentar, atau untuk memperlihatkan kesempatan anak berkomentar
- perhatikan semua anak dan berusahalah untuk menjalin kontak mata dengan mereka, cek apakah mereka masih berminat menyimak kisah atau sudah mulai menujukkan kebosanan
- Sering-seringlah berhenti untuk memperlihatkan gambar-gambar dalam buku pada anak, dan pastikan semua anak sanggup melihat gambar tersebut
- Pastikan semua jari selalu dalam posisi siap untuk membuka halaman selanjutnya
- Lakukan pembacaan sesuai rentang atensi anak. Jangan bercerita lebih dari 10 menit
- Libatkan anak dalam kisah supaya terjalin komunikasi kesemua arah anak.
Boneka
- Boneka yang sanggup dipakai dalam mendongeng yaitu ; Boneka gagang, tempel, gantung dan tangan.
- Jarak boneka tidak terlalu bersahabat dengan verbal pencerita
- Maksimalkan latar pada bgian depan dan belakang, bab depan depan diisi dengan hiasan kecil yang ibarat wujud asli, mirip rumput, bunga-bunga kecil dan bab belakang diisi dengan gambar-gambar yang relatif permanen mirip gunung rumah-rumahan, gedung, gua, sawah atau hutan. Dapat dilengkapi pula dengan hiasan hidup mirip daun dan ranting.
- Tutup bab depan dan bawah dengan kain, kayu atau gambar bab depan bawah berfungsi sebagai epilog gerak pencerita sehingga perhatian anak sanggup tertuju sepenuhnya pada panggung dan boneka.
- Jika memungkinkan, sediakan peralatan aksesori mirip tape recorder. Jika memungkinkan pula, hadirkan musik pengiring lagu yang sanggup dimanfaatkan ketika tokoh menyanyikan lagu bersama anak.
- Sandiwara boneka dangan panggung memerlukan dua orang. Satu sebagai pencerita utama, satu sebagai pencerita pendukung yang merangkap sebagi operator musik
- Manfaatkan musik pengiring dan penegas (disamping musik pembuka dan penutup) untuk menghidupkan latar cerita, sekaligus sebagai pembangkit suasana dramatik.
Papan Planel
- Siapkan gambar sesuai dengan cerita. Buatlah gambar semenarik mungkin
- Tempelkan gambar tersebut pada papan planel sempurna ditengah anak, semoga terlihat semua anak
- Siapkan alat penunjuk gambar, dan manfaatkan sebagai pemandu cerita
- Setiap mulai bercerita, jangan salah menyebutkan nama tokoh dan menunjukkannya pada gambar
- Setelah digunakan, gambar yang telah diceritakan segera dilipat ke belakang atau ditumpuk dengan rapi
- Sesekali adakan obrolan dengan anak-anak
- Libatkan anak dalam penghayatan karkter tokoh dengan cara menirukan arakter bantu-membantu mereka
- Tambahkan lagu-lagu jikalau perlu semoga tercipta suasana bahagia dan gembira
- Pastikan belum dewasa tetap memperhatikan gambar dan ekspresi guru dengan baik
- Apabila ada waktu dan dipandang perlu, susun kembali gambar di papan planel, dan mintalah belum dewasa untuk menceritakan kembali dengan bahasa mereka sendiri.
Bercerita dengan Papan Planel |
Indikator Keberhasilan dalam Bercerita
- Anak-anak tenang, memperhatikan sungguh-sungguh, tidak kesibukan sendiri, tidak sibuk berbicara dengan teman, atau memperhatikan guru dengan serius.
- Anak-anak rileks, ceria dan tersenyum gembira, tidak bereaksi terlalu berlebihan
- Anak-anak memperlihatkan reaksi verbal yang berisi menerimaan menanggapi kisah dengan logis
- Anak-anak tidak terlihat berpikir terlalu keras, terlihat santai dan tidak jenuh
- Anak-anak melihat kepada guru, membisu ketika guru bercerita, dan sanggup menjawab pertanyaan cerita, serta bisa memperlihatkan jawaban terhadap pertanyaan wacana cerita.
- Setelah final kisah belum dewasa antusias membicarakan kisah yang disampaikan guru dengan teman-temannya. dan terjadi perubahan sikap sesuai dengan nilai moral yang disampaikan dalam cerita.
0 Response to "Cara Mendongeng Bercerita Dengan Alat Peraga"
Post a Comment