10 Permainan Tradisional Anak Khas Indonesia Yang Mulai Dilupakan

Diskusi dan praktik
Membuat Permainan Tradisional
----Di abad digital sekarang, dimana kemajuan  dan perkembangan jaman telah membawa perubahan dan pergeseran nilai diberbagai aspek kehidupan, termasuk dalam acara bermain anak usia dini. Sekarang permainan anak sudah berubah, didominasi oleh permainan berbasis teknologi digital ibarat game-game komputer dan Internet. Sehingga permainan klasik tradisional sudah mulai dilupakan dan ditinggalkan oleh bawah umur sekarang. Padahal dalam permainan tradisional banyak sekali nilai-nilai luhur dan konkret yang sangat mempunyai kegunaan bagi perkembangan dan pendidikan bawah umur kita. 

Berikut ini ialah 10 Permainan Klasik Anak Khas Indonesia yang tampak sudah mulai ditinggalkan dan dilupakan oleh kebanyakan anak Indonesia, khususnya anak usia dini yang tidak dikenalkan oleh guru pendidik dan orang tuanya, semoga tidak hingga terus hilang diterjang oleh kemajuan dan perubahan jaman.


1. CONGKLAK

Congklak ialah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan aneka macam macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang dipakai sebagai biji congklak dan jikalau tidak ada, kadangkala dipakai juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan. Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka memakai papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.(sumber: Wikipedia).

 
Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai sanggup menentukan lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, ia sanggup mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bisa habis di lobang besar miliknya maka ia sanggup melanjutkan dengan menentukan lobang kecil di sisinya. bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapat apa-apa.Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang sanggup dimabil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya ialah yang mendapat biji terbanyak.


2. TAP BENTENG

Permainan Tap Benteng ialah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing - masing terdiri dari 4 hingga dengan 8 orang. Masing - masing grup menentukan suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, kerikil atau pilar sebagai 'benteng'.Tujuan utama permainan ini ialah untuk menyerang dan mengambil alih 'benteng' lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan 'menawan' seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa yang berhak menjadi 'penawan' dan yang 'tertawan' ditentukan dari waktu terakhir ketika si 'penawan' atau 'tertawan' menyentuh 'benteng' mereka masing - masing.
Permainan Tab Benteng



3. Engklek

Permainan tradisional engklek atau ada yang menyebutnya Angklek biasanya dimainkan oleh anak perempuan. Jarang sekali permainan tradisional engklek dilakukan oleh anak pria ataupun anak remaja. Mungkin lantaran permainan tradisional ini lebih identik dengan perempuan. Engklek bisa dimainkan hanya oleh 1 orang anak saja, bisa lebih dari 1 anak, tapi bisa juga dimainkan secara beregu. Biasanya untuk permainan beregu akan dimainkan oleh 2 regu yang masing-masing terdiri dari beberapa anak.Area pemain harus memainkan engklek di halaman. Permainan ini memang sebuah permainan outdoor atau permainan yang harus dilakukan di luar rumah. Memerlukan sebuah pekarangan kecil untuk sanggup memainkan permainan tradisional engklek. 




Diperlukan sebuah tanah pekarangan yang datar dengan ukuran kurang lebih 3 – 4 m2. Bisa di atas tanah, pelataran ubin, ataupun aspal.Lapangan atau arena engklek biasanya berupa kotak-kotak atau persegi panjang dengan ukuran sekitar 30 – 60 cm2. Untuk menciptakan lapangan, bawah umur biasanya memakai kapur tulis, pecahan genteng, arang, atau apapun untuk menggambar lapangan engklek.


4. GALA'ASIN

Galah Asin atau di kawasan lain disebut Galasin atau Gobak Sodor ialah sejenis permainan kawasan dari Indonesia. Permainan ini ialah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya ialah menghadang lawan semoga tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melaksanakan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan badminton dengan contoh garis-garis yang ada atau bisa juga dengan memakai lapangan segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap belahan biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapat kiprah untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapat kiprah untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai terusan untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit lantaran setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jikalau diharapkan untuk meraih kemenangan.




5. GASING


Gasing ialah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di aneka macam situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan bawah umur dan orang dewasa, gasing juga dipakai untuk berjudi dan ramalan nasib.


Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibuat hingga menjadi belahan tubuh gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.


6. KASTI

Kasti atau Gebokan merupakan sejenis olahraga bola. Permainan yang dilakukan 2 kelompok ini memakai bola tenis sebagai alat untuk menembak lawan dan tumpukan kerikil untuk disusun. Siapapun yang berhasil menumpuk kerikil tersebut dengan cepat tanpa terkena pukulan bola ialah kelompok yang memenangkan permainan. Pada awal permainan, ditentukan dahulu kelompok mana yang akan menjadi penjaga awal dan kelompok yang dikejar dengan suit. Kelompok yang menjadi penjaga harus segera menangkap bola secepatnya sehabis tumpukan kerikil rubuh oleh kelompok yang dikejar. Apabila bola berhasil menyentuh lawan, maka kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi penjaga tumpukan batu. Kerjasama antaranggota kelompok sangat dibutuhkan ibarat halnya olahraga softball atau baseball.




7. LAYANG-LAYANG

Permainan layang-layang, juga dikenali dengan nama wau merupakan satu aktivititas menerbangkan layang-layang tersebut di udara. Layang-layang sanggup terbuat dari aneka macam materi dan bentuk, ada yang terbuat dari kertas dan ada yang terbuat dari kain. Layang-layang terdiri dari aneka macam bentuk sesuai dengan kerangka yang sebagian besar terbuat dari bambu. Pada ekspresi dominan kemarau di Indonesia bawah umur selalu bermain layang-layang lantaran anginnya besar.
Bermain Layang-layang

8. PETAK UMPET

Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi "kucing" (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung hingga 25, biasanya beliau menghadap tembok, pohon atau apasaja supaya beliau tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi. Setelah hitungan sepuluh, mulailah ia beraksi mencari teman-temannya tersebut.
Jika ia menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya yang beliau temukan tersebut. Yang seru adalah, ketika ia mencari ia biasanya harus meninggalkan tempatnya (base?). Tempat tersebut jikalau disentuh oleh sahabat lainnya yang bersembunyi maka batallah semua teman-teman yang ditemukan, artinya ia harus mengulang lagi, di mana-teman-teman yang sudah ketemu dibebaskan dan akan bersembunyi lagi. Lalu si kucing akan menghitung dan mencari lagi.Permainan selesai sehabis semua sahabat ditemukan. Dan yang pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya.


Ada satu istilah lagi dalam permainan ini, yaitu 'kebakaran' yang dimaksud di sini ialah bila sahabat kucing yang bersembunyi tertangkap tangan oleh si kucing disebabkan diberitahu oleh sahabat kucing yang telah ditemukan lebih dulu dari persembunyiannya.


9. Yoyo Tradisional


Yo-yo ialah suatu permainan yang tersusun dari dua cakram berukuran sama (biasanya terbuat dari plastik, kayu, atau logam) yang dihubungkan dengan suatu sumbu, di mana tergulung tali yang digunakan. Satu ujung tali terikat pada sumbu, sedangkan satu ujung lainnya bebas dan biasanya diberi kaitan. Permainan yo-yo ialah salah satu permainan yang terkenal di banyak belahan dunia. Walaupun secara umum dianggap permainan anak-anak, tidak sedikit orang cukup umur yang mempunyai kemampuan profesional dalam memainkan yo-yo.Yo-yo dimainkan dengan dengan mengaitkan ujung bebas tali pada jari tengah, memegang yo-yo, dan melemparkannya ke bawah dengan gerakan yang mulus. Sewaktu tali terulur pada sumbu, dampak giroskopik akan terjadi, yang memperlihatkan waktu untuk melaksanakan beberapa gerakan. Dengan menggerakkan pergelangan tangan, yo-yo sanggup dikembalikan ke tangan pemain, di mana tali akan kembali tergulung dalam celah sumbu.




10. BALAP KARUNG

Dalam permainan balap karun ini sejumlah anak diwajibkan memasukkan belahan bawah badannya ke dalam sebuha karung, ibarat memakai sarung kemudian berlomba dengan aneka macam cara ada yang melompat ada yang berlari kecil hingga ke garis akhir. Meskipun sering mendapat kritikan lantaran dianggap memacu semangat persaingan yang tidak sehat dan sebagai acara hura-hura, balap karung tetap banyak ditemui, ibarat juga lomba panjat pinang, sandal bakiak atau terompah panjang, dan lomba makan kerupuk yang sering kita temui jikalau ada acara 17 tujuh belasan.

Lomba Balap Karung

Demikian 10 sepuluh permainan tradisioan anak khas Indonesia yang mulai dilupakan oleh bawah umur jaman sekarang, semoga permainan ini sanggup kita lestarikan sebagai salahsatu khasanah kekayaan budaya bangsa yang harus dikita wariskan kepada generasi selanjutnya, pada bawah umur usia dini. Terima kasih ya bunda.

Sumber: Di rangkum Dari aneka macam sumber.
Foto/Gambar: Google Image

Dari: http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/..terimakasih sudah berkunjung semog sukses.


Sumber https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/

0 Response to "10 Permainan Tradisional Anak Khas Indonesia Yang Mulai Dilupakan"

Post a Comment

wdcfawqafwef